Minggu, 14 Juli 2013

Riwayat Hidup samgar Olla

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda dibawah ini
Nama                                    : Samgar Yeri Yanto Olla
Umur                                    : 19 Tahun
Tempat /tanggal lahir             : Bonle’u 02 september 1994
Kewarganegaraan                 : Indonesia
Status perkawinan                : Belum menikah
Agama                                 : Kristen Protestan
Alamat                                 : Jl.gading ayu 1 Blok RA 12 No 6 Kelapa Gading jakarta utara 
Handphone                          : 081291316811 , 089643889228, 0823 1060 1606, 0838 1456 1699
E-mail                                 : Samgarolla1@gail.com, Sgar0781@gmail.com
Latar belakang pendidikan
·         2001 – 2006 : SD Gmit Bonle’u
·         2006 – 2010 : SMP Negeri Bonle’u
·         2010 – 2013 : SMA Home Schooling Logos


                                                                                     Saya yang bersangkutan

                                                                                      Samgar Yeri Yanto Olla


Senin, 08 Juli 2013

Faktor - faktor Kepribadian




Nama                           : Samgar Yeri Yanto Olla
                                                                                                
                                                            Mata Kuliah                  : Pengembangan Diri
                                                            Email                            : Samgarolla1@gmail.com 
                                                            Telp                             : 081291316811
                                                           
Faktor – faktor Pembentuk kepribadian

Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian

Adanya perbedaan kepribadian setiap individu sangatlah bergantung pada faktor-faktor yang memengaruhinya. Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.

a. Faktor Biologis
Beberapa pendapat menyatakan bahwa bawaan biologis berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian. Semua manusia yang normal dan sehat memiliki persamaan biologis tertentu, seperti memiliki dua tangan, panca indera, kelenjar seksual, dan otak yang rumit. Persamaan biologis ini membantu menjelaskan beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku semua orang. Namun setiap warisan biologis seseorang bersifat unik. Artinya, tidak seorangpun yang mempunyai karakteristik fisik yang sama, seperti ukuran tubuh, kekuatan fisik, atau kecantikan. Bahkan, anak kembar sekali pun pasti ada perbedaan itu. Perhatikan teman di sekelilingmu, adakah di antara mereka yang memiliki kesamaan karakteristik fisik?

Faktor biologis yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian adalah jika terdapat karakteristik fisik unik yang dimiliki oleh seseorang. Contohnya, kalau orang bertubuh tegap diharapkan untuk selalu memimpin dan dibenarkan kalau bersikap seperti pemimpin, tidak aneh jika orang tersebut akan selalu bertindak seperti pemimpin. Jadi, orang menanggapi harapan perilaku dari orang lain dan cenderung menjadi berperilaku seperti yang diharapkan oleh orang lain itu. Ini berarti tidak semua faktor karakteristik fisik menggambarkan kepribadian seseorang. Sama halnya dengan anggapan orang gemuk adalah periang, orang
yang keningnya lebar berpikir cerdas, orang yang berambut merah wataknya mudah marah, atau orang yang cacat fisik mempunyai sifat rendah diri. Anggapan seperti itu lebih banyak disebabkan apriori masyarakat yang dilatarbelakangi kondisi budaya setempat.

Perlu dipahami bahwa faktor biologis yang dimaksudkan dapat membentuk kepribadian seseorang adalah faktor fisiknya dan bukan warisan genetik. Kepribadian seorang anak bisa saja berbeda dengan orangtua kandungnya bergantung pada pengalaman sosialisasinya. Contohnya, seorang bapak yang dihormati di masyarakat karena kebaikannya, sebaliknya bisa saja mempunyai anak yang justru meresahkan masyarakat akibat salah pergaulan. Akan tetapi, seorang yang cacat tubuh banyak yang berhasil dalam hidupnya dibandingkan orang normal karena memiliki semangat dan kemauan yang keras. Dari contoh tersebut dapat berarti bahwa kepribadian tidak diturunkan secara genetik, tetapi melalui proses sosialisasi yang panjang. Salah apabila banyak pendapat yang mengatakan bahwa faktor genetik sangat menentukan pembentukan kepribadian.


b. Faktor Geografis
Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalam meme ngaruhi kepribadian seseorang. Faktor geografis yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim, topografi, sumberdaya alam) dan lingkungan sosialnya. Keadaan lingkungan fisik atau lingkungan sosial tertentu memengaruhi kepribadian individu atau kelompok karena manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Contohnya, orang-orang Aborigin harus berjuang lebih gigih untuk dapat bertahan hidup karena kondisi alamnya yang kering dan tandus, sementara, bangsa Indonesia hanya memerlukan sedikit waktunya untuk mendapatkan makanan yang akan mereka makan sehari-hari karena tanahnya yang subur. Suku “Ik” di Uganda mengalami kelaparan berkepanjangan. karena lingkungan alam tempat mereka mencari nafkah telah banyak yang rusak. Mereka menjadi orang-orang yang paling tamak, rakus, dan perkelahian antara mereka sering terjadi semata-mata mempe rebutkan makanan untuk sekadar mempertahankan hidup. Contoh lain, orang-orang yang tinggal di daerah pantai memiliki ke pribadian yang lebih keras dan kuat jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal di pegunungan. Masyarakat di pedesaan penuh dengan kesederhanaan dibandingkan masyarakat kota.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor geografis sangat memengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, tetapi banyak pula ahli yang tidak menganggap hal ini sebagai faktor yang cukup penting dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya.
c. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung memengaruhi individu. Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia dapat bertahan hidup. Proses mem pelajari unsur-unsur kebudayaan sudah dimulai sejak kecil sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang berbeda antarindividu ataupun antarkelompok kebudayaan satu dengan lainnya. Contohnya, orang Bugis memiliki budaya merantau dan mengarungi lautan. Budaya ini telah membuat orang-orang Bugis menjadi keras dan pemberani.

Walaupun perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat memengaruhi kepribadian seseorang, para sosiolog ada yang menyarankan untuk tidak terlalu membesar-besarkannya karena kepribadian individu bisa saja berbeda dengan kepribadian kelompok kebudayaannya. Misalnya, kebudayaan petani, kebudayaan kota, dan kebudayaan industri tentu memperlihatkan corak kepribadian yang berbeda-beda. Memang terdapat karak teristik kepribadian umum dari suatu masyarakat. Sejalan dengan itu, ketika membahas bangsa-bangsa, suku bangsa, kelas sosial, dan kelompok-kelompok berdasarkan pekerjaan, daerah, ataupun kelompok sosial lainnya, terdapat kepribadian umum yang merupakan serangkaian ciri kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok sosial bersangkutan. Namun, tidak berarti bahwa semua anggota termasuk di dalamnya. Artinya, kepribadian individu bisa saja berbeda dengan kepribadian masyarakatnya.


d. Faktor Pengalaman Kelompok
Pengalaman kelompok yang dilalui seseorang dalam sosialisasi cukup penting perannya dalam mengembangkan kepribadian. Kelompok yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seseorang dibedakan menjadi dua sebagai berikut.


1.    Kelompok Acuan (Kelompok Referensi). Sepanjang hidup seseorang, kelompok-kelompok tertentu dijadikan model yang penting bagi gagasan atau norma-norma perilaku. Dalam hal ini, pembentukan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh pola hubungan dengan kelompok referensinya. Pada mulanya, keluarga adalah kelompok yang dijadikan acuan seorang bayi selama masa-masa yang paling peka. Setelah keluarga, kelompok referensi lainnya adalahteman-teman sebaya. Peran kelompok sepermainan ini dalam perkembangan kepribadian seorang anak akan semakin berkurang dengan semakin terpencar nya mereka setelah menamatkan sekolah dan memasuki kelompok lain yang lebih majemuk (kompleks).
2.    Kelompok Majemuk. Kelompok majemuk menunjuk pada kenyataan masyarakat yang lebih beraneka ragam. Dengan kata lain, masyarakat majemuk memiliki kelompok-kelompok dengan budaya dan ukuran moral yang berbeda-beda. Dalam keadaan seperti ini, hendaknya seseorang berusaha dengan keras mempertahankan haknya untuk menentukan sendiri hal yang dianggapnya baik dan bermanfaat bagi diri dan kepribadiannya sehingga tidak hanyut dalam arus perbedaan dalam kelompok majemuk tempatnya berada. Artinya, dari pengalaman ini seseorang harus mau dan mampu untuk memilah-milahkannya.
e. Faktor Pengalaman Unik
Pengalaman unik akan memengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian itu berbeda-beda antara satu dan lainnya karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak seorang pun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama. Sekalipun dalam lingkungan keluarga yang sama, tetapi tidak ada individu yang memiliki kepribadian yang sama, karena meskipun berada dalam satu, setiap individu keluarga tidak mendapatkan pengalaman yang sama. Begitu juga dengan pengalaman yang dialami oleh orang yang lahir kembar, tidak akan sama. Sebagai mana menurut Paul B. Horton, kepribadian tidak dibangun dengan menyusun peristiwa di atas peristiwa lainnya. Arti dan pengaruh suatu pengalaman bergantung pada pengalaman-pengalaman yang mendahuluinya.
Tentang hubungan kepribadian dengan kebudayaan, sebagaimana menurut Ralph Linton bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan, sikap, dan pola perilaku. Adapun kepribadian menurut Yinger adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu. Dengan demikian, antara kepribadian dan kebudayaan terdapat hubungan sebagai hasil dari suatu proses sosial yang panjang. Dalam proses yang disebut sosialisasi itu, kepribadian atau watak tiap-tiap individu pasti mempunyai pengaruh terhadap per kembangan kebudayaan itu secara keseluruhan. Gagasan-gagasan, tingkah laku, atau tindakan
manusia itu ditata, dikendalikan, dan dimantapkan pola-polanya oleh berbagai sistem nilai dan norma yang hidup di masyarakatnya.
Sebaliknya, kebudayaan suatu masyarakat turut memberikan sumbangan pada pembentukan kepribadian seseorang. Kepribadian suatu individu dalam suatu masyarakat walaupun berbeda-beda satu sama lain, dirangsang dan dipengaruhi oleh nilai dan norma dalam sistem budaya dan juga oleh sistem sosial yang telah diinternalisasi melalui proses sosialisasi dan proses pembudayaan selama hidup, sejak masa kecilnya.
Havilland (1988) mengatakan bahwa praktik pendidikan anak bersumber dalam adat kebiasaan pokok masyarakat yang berhubungan dengan pangan, tempat berteduh dan perlindungan, dan bahwa praktik pendidikan anak pada gilirannya menghasilkan kepribadian tertentu pada masa dewasa. Dari pernyataan tersebut, terlihat bagaimana kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap pembentukan kepribadian anggota masyarakatnya.
Selain kebudayaan sendiri menanamkan pengaruhnya terhadap individu, di sisi lain individu juga mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya terhadap adat istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang berlaku dalam lingkungan budayanya, yang dinamakan enkulturasi. Contohnya seorang anak menyesuaikan diri dengan waktu makan dan tidur secara teratur sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dalam keluarganya. Sebagai hasil mempelajari dan menyesuaikan pola pikirnya dengan unsur-unsur budaya secara berkelanjutan, terbentuklah kepribadian individu yang sesuai dengan lingkungan budayanya. Semua individu yang hidup dalam lingkungan masyarakat tertentu mengalami pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama pertumbuhan. Oleh karena itu, individu-individu tersebut akan menampilkan suatu watak atau kepribadian yang seragam atau dinamakan juga dengan kepribadian umum.
Dalam studi Abraham Kardinar tentang hubungan kepribadian umum dengan kebudayaan, mengutarakan bahwa, semua warga dari suatu masyarakat memiliki struktur kepribadian dasar yang sama. Alasannya, karena warga masyarakat dari suatu lingkungan tertentu cenderung menjalani latihan bersama mengenai cara buang air kecil/ besar, menjalani cara menertibkan yang sama dalam masa kanakkanak, cara menyapih yang sama, dan sebagainya. Sebagai orang dewasa, mereka cenderung mempunyai unsur-unsur kepribadian tertentu yang sama.
Dari konsep kepribadian umum, makin dipertajam lagi dalam antropologi sehingga melahirkan konsep baru yang dinamakan basic personality structure atau kepribadian dasar, yaitu semua unsur kepribadian yang dimiliki sebagian besar warga suatu masyarakat. Misalnya, “kepribadian Barat” memiliki ciri individualis, adapun “kepribadian Timur” lebih bersifat gotong royong.
Soerjono Soekanto (1977) mencoba melihat adanya keterkaitan antara kebudayaan dan kepribadian dalam ruang lingkup yang lebih sempit, yaitu “kebudayaan khusus” (sub culture). Menurutnya, ada beberapa tipe kebudayaan khusus yang memengaruhi kepribadian sebagai berikut.
1.    Kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan. Contohnya, “jiwa berdagang” identik dengan ciri khusus orang Minangkabau, “berlaut” merupakan ciri orang Bugis.
2.    Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda. Contohnya, masyarakat kota cenderung individualistis dibanding kan masyarakat desa yang kekeluargaan dan gotong royong.
3.    Kebudayaan khusus kelas sosial. Contohnya, cara berpakaian orang kaya berbeda dengan orang miskin.
4.    Kebudayaan khusus atas dasar agama. Contohnya, adanya berbagai mazhab melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5.    Kebudayaan khusus berdasarkan profesi. Contohnya, kepribadian seorang guru sangat berbeda dengan politikus.









Silabus SMA

SILABUS


Mata pelajaran         :    Pendidikan Agama Kristen
Satuan Pendidikan   :    SMA Home Schooling Logos
Kelas/Semester          :    X/1
Tahun Pelajaran       :    2010-2011
Standar Kompetensi :    Mewujudkan nilai-nilai kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan social dengan menunjukkan bahwa remaja Kristen bertumbuh sebagai sebagai pribadi yang dewasa dan tidak kehilangan identitas.
Aspek                         :    Allah Tritunggal dan Karya-karya-Nya dan Nilai-nilai Kristiani
Kompetensi Dasar
Indicator
Nilai-nilai Karakter Bangsa
Materi Pokok
Pengalaman Belajar
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber, Bahan dan Alat
Jenis Instrumen
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Mengalami proses pertumbuhan sebagai pribadi yang dewasa dan memiliki karakter yang kokoh dengan pola pikir yang komprehensif dalam segala aspek
Menjelaskan proses remaja bertumbuh menjadi dewasa dengan perubahan dalam segala aspek
·         Religious
·         Jujur
·         Disiplin
·         Kerja keras
·         Bersahabat/ komunikatif
Proses dan Pribadi yang Dewasa
Ø  Menyebutkan pengertian proses pertumbuhan dewasa.
Ø  Menyebutkan pengertian pribadi yang dewasa.
Ø  Menjelaskan beberpa perubahan yang harus dialami oleh seorang remaja.
Ø  Mendiskusikan contoh-contoh perubahan yang dialami remaja secara fisik.
Ø  Mendiskusikan contoh-contoh perubahan yang dialami remaja dalam aspek social.
Ø  Mendiskusikan contoh-contoh perubahan yang dialami remaja dalam aspek intelektual.
Ø  Mendiskusikan contoh-contoh perubahan yang dialami remaja dalam aspek emosional
Tugas kelompok
Observasi
Mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja
2 x 40
·         Alkitab
·         Buku PAK kelas X Penerbit Cipta Sarana Mandiri
·         Buku PAK kelas X Penerbit Mitra
·         Dewasa Dalam Kristus, SLTA kelas 1 Penerbit Bina Medan Informasi
·         Suluh Siswa 1 Bertumbuh Dalam Kristus kelas 10 Penerbit BPK Gunung Mulia.
·         Teladan Kehidupan 1 PAK SMA kelas X penerbit ANDI
Mengidentifikasi cirri-ciri kepribadian remaja
Cirri-ciri Umum, Minat dan Faktor Pertentangan Remaja
Ø  Menginstropeksi diri tentang cirri-ciri umum kepribadian yang ada pada dirinya baik dari aspek fisik, social, emosi, intelektual, dan moral-spritual.
Ø  Menyebutkan minat rekreasi remaja yang sering nampak.
Ø  Menyebutkan minta social remaja yang seringa nampak pada remaja.
Ø  Menjelaskan keadaan hubungan remaja dengan anggota-anggota keluarga lainnya.
Ø  Menyebutkan sebab-sebab umum pertentangan remaha dengan anggota keluarga lainnya.
Ø  Menjelaskan konsekuensi yang diterima remaja dalam usaha memperbaiki kepribadian
Tugas Individu
Sikap
Terlampir 1
4 x 40
Pertanyaan Lisan di kelas
Soal Uraian Bebas
1.      Sebutkan minat yanga da pada dirimu!
2.      Seberapa seringkah engkau bertengkar dengan saudaramu?
3.      Apa alasanmu menentang keputusan orang tuamu atau anggota keluarga lainnya
Identitas Kaum Muda
Ø  Menjelaskan tujuan remaha mencari identitas.
Ø  Menjelaskan alasan identitas merupakan tahap sentral selama masa muda.
Ø  Menginstropeksi keberadaan diri di kelas kategori/kelompok identitas.
Ø  Menjelaskan mekanisme pertahanan yang ditempuh remaja dalam mengurangi kecemasan bagi yang belum menemukan identitas.
Pertanyaan Lisan di kelas
Uraian Bebas
1.      Siapakah Kamu?
2.      Bagaimana caramu mengenal dirimu lebih jauh?
2 x 40
Mengidentifikasi perubahan remaja dalam mencapai kedewasaan dalam segala aspek
Kedwasaan Fisik dan Kedewasaan Emosi
Ø  Menjelaskan makna kedewasaan fisik.
Ø  Menjelaskan keberadaan diri yang harus diterima dan disyukuri.
Ø  Menyebutkan pengertian emosi.
Ø  Menjelaskan ungkapan emosi remaja yang sebenarnya.
Ø  Menjelaskan cara mengembangkan emosi.
Ø  Menemukan cara mengendalikan emosi marah
Tugas Kelompok
Penugasan
Diskusikanlah bentuk-bentuk emosi!
2 x 40
Kedewasaan Pola Pikir, Kedewasaan Sosial: “menjalin Relasi Dengan Sesama
Ø  Menjelaskan makna kedewasaan pola pikir.
Ø  Mengidentifikasi 4 pola pikir yang perlu dikembangkan.
Ø  Menemukan ciri karakteristik orang dengan konsep diri positif.
Ø  Menemukan cirri karakteristik orang dengan konsep diri negative.
Ø  Menjelaskan faktor-faktor menjalin relasi dengan sesame.
Ø  Menjelaskan macam-macam relasi
Pertanyaan Lisan di kelas
Uraian Bebas
Apakah perbedaan pola pikir positif dengan negative
2 x 40
Kedewasaan Iman: “takut Akan Tuhan”
Ø  Menjelaskan arti kata “takut”
Ø  Menjelaskan jenis takut menurut Ensklopedi Alkitab Masa Kini.
Ø  Menjelaskan alasan takut akan Tuhan.
Ø  Menentukan tanggapan dan sikap yang takut akan Tuhan.
Tugas Individu
Sikap
Terlampir 2
2 x 40
Kedewasaan Iman: “Himat dan Iman”
Ø  Menjelaskan pengertian iman.
Ø  Menjelaskan pengertian Hkmat.
Ø  Menjelaskan hubungan hikmat dan iman.
Ø  Menjelaskan 4 tipe manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Ø  Mendiskusikan tantangan yang sering dihadapi remaja.
Ø  Menentukan sikap untuk memakai sennjata dalam menghadapi tantangan.
Tugas Kelompok
Penugasan
Diskusikanlah sikap yang baik dalam menghadapi cobaan
2 x 40
Kedewasaan Iman: “Teladan Dalam Kebenaran dan Tanggung Jawab” dan kedewasaan Karakter: “Remaja yang Kristiani”
Ø  Menjelaskan makna kebenaran menurut Alkitab.
Ø  Menjelaskan makna bahwa hukum Taurat tidak membenarkan.
Ø  Menjelaskan bahwa manusia dibenarkan karena iman.
Ø  Menjelaskan tujuan sikap keteladanan hidup.
Ø  Mendiskusikan tanggung jawab orang Kristen sebagai orang beriman.
Ø  Menyebutkan faktor-faktor yang berpean dalam pembentukan karakter.
Ø  Mengidentifikasi tindakan remaja Kristen yang sesuai dengan nilai-nlai kristiani.
Ø  Menyimpulkan uraian remaja yang kristiani.
Pertanyaan Lisan di kelas
Uraian Bebas
Uraikanlah tanggung jawab orang Kristen sebagai orang beriman!
2 x 40
Ulangan Harian
Soal Uraian Terbatas
1.      Sebutkanlah pengertian pribadi yang dewasa!
2.      Sebutkanlah kedewasaan yang bagaimanakah harus dicapai oleh remaja!
3.      Ada 4 pola pikir, sebutkanlah!
4.      Jelaskanlah alasa kita kita takut akan Tuhan!
5.      Ada 4 tipe manusia dalam kehidupan sehari-hari, sebutkanlah!
Mengidentifikasi berbagai pergumulan dalam keluarga kaitannya dengan penagruh modernisasi
Mengidentifikasi pengaruh modernisasi terhadap keluarga
·         Religious
·         Disiplin
·         Demokratis
·         Rasa ingin tahu
·         Bersahabat/ komunikatif
·         Tanggung jawab
Probelamtika yang Dihadapi oleh Keluarga
Ø  Menyebutkan problematika yang dihadapi keluarga.
Ø  Menjelaskan pengaruh kemajuan komunikasi terhadap keluarga.
Ø  Menjelaskan pengaruh banyaknya wanita karier dalam keluarga.
Ø  Mnejlaskan pengaruh motto: Bekerja Tanpa Henti” terhadap keluarga.
Ø  Menjelaskan pengaruh gaya hidup modern terhadap keluarga.
Ø  Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam keluarga.
Tugas Individu
Observasi
Tuliskanlah problema yang dihadapi oleh keluarga kita!
4 x 40
Tugas Kelompok
Penugasan
Carilah akibat orang tua sibuk terlalu sibuk di dalam keluarga
Menyikapi Gaya Hidup Modern Demi Keharmonisan Keluarga
Ø  Menjelaskan sentralisasi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan anak.
Ø  Menjelaskan sikap yang perlu diungkapkan dalam keluarga dalam menjaga keharmonisan keluarga
Tugas Individu
Portofolio
Mengumpulkan semua tugas diskusi siswa baik individu atau kelompok!
2 x 40






,                   2010
Mengetahui,
            Ketua PKBM LOGOS



            Debora Banu.M,Th